Siroh Nabawiyah
KISAH RASULULLOH MUHAMMAD ﷺ
Episode 151
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمد
Periode pertama : Perjuangan dan peperangan
Periode kedua: Bangsa dan qabilah-qabilah arab berlomba lomba masuk islam.
Ini merupakan periode terakhir dalam perjalanan hidup Rasululloh ﷺ yang
mempertunjukkan pencapaian-pencapaian hasil usaha dakwahnya.
Setelah
melalui waktu perjuangan jihad selama 20 tahun, kelelahan,
kesengsaraan, peperangan dan pertarungan yang telah menumpahkan darah,
semua ini telah Rasululloh ﷺ tempuh.
Pembukaan
kota Mekah merupakan kemenangan yang sangat berarti yang telah dicapai
oleh kaum muslimin di sepanjang tahun perjuangan mereka, suatu
kemenangan yang telah mengubah peta dan urusan perjalanan hidup
selanjutnya, serta merubah suasana dan kebiasaan bangsa Arab itu
sendiri.
Pembukaan itu
merupakan garis pemisah antara era lama dan era yang akan datang, di
mana sebelumnya bangsa Arab-lah yang menjadi panutan mereka. Penundukkan
kaum quraisy di bawah bendera islam dianggap sebagai penghapusan total
terhadap pengaruh dan penyembahan berhala di semenanjung Arab.
Periode ini dapat dibagi menjadi dua fasa:
Penaklukan
kota Mekah terjadi dalam waktu yang sangat singkat. Dengan satu pukulan
yang menyentak, telah membingungkan seluruh bangsa Arab dan menjadikan
seluruh qabilah yang berdekatan terkejut, mereka tidak berdaya untuk
menghalanginya. Oleh karena itu mereka menyerah, tidak ada jalan lain
selain menerima apa yang terjadi,
Akan
tetapi beberapa qabilah yang merasa lebih kuat, ganas dan congkak,
seperti suku Hawazin dan Thaqif, dan kemudian beberapa qabilah lain juga
mengikutinya, seperti, qabilah Nasr, Jasyam, Saad bin Bakar dan
beberapa individu dari Bani Hilal.
Mereka ini dari
kelompok Qais Ailan, qabilah qabilah ini tidak rela menerima kemenangan
Islam. Oleh karena itu, mereka bersepakat untuk bersekutu dengan Malik
bin Auf Nasri dan membuat keputusan untuk melawan kaum Muslimin.
Malik
bin Auf sebagai pembesar negerinya, memimpin pergerakan untuk memerangi
kaum Muslimin, dia membuat keputusan dengan membawa serta semua
harta-harta, kaum wanita dan anak-anak mereka.
Kemudian
mereka bergerak sampai di Autas, lembah yang terletak di daerah
perkampungan Hawazin berdekatan "Hunain". Tetapi lembah Autas bukanlah
lembah Hunain, lembah Hunain terletak berdekatan Zi Majaz. Jarak lembah
Autas ke Mekah adalah sepuluh batu lebih ke arah Arafah.
Ketika
Malik bin Auf turun bersama orang banyak di Autas, di antara mereka
adalah Duraid bin Sammah, seorang yang usianya sudah lanjut dan buta,
akan tetapi memiliki pengetahuan tentang peperangan, berani dan
berpengalaman.
Tanya Duraid:
"Di lembah kamu sekarang?"
Jawab yang hadir:
"Kita sekarang di Autas,"
maka
kata dia: "Itu adalah tempat baik untuk kuda-kuda", dia berpikir
bahwa "tidak ada peristiwa yang menyedihkan dan tanah lapang tidak
diserang, tetapi apa itu? aku mendengar suara-suara unta dan teriakan
keledai, bahkan kedengaran tangisan anak-anak dan suara kambing"
Jawab
mereka: "Sebenarnya Malik bin Auf telah mengerahkan habis-habisan,
bersama sama prajurit adalah kaum wanita, harta-harta dan anak-anak
mereka,"
kemudian dia menemui Malik bin Auf dan menanyakan kenapa semua dibawa.
Jawab Malik: "Aku akan menempatkan semua ini di belakang agar setiap tentara tetap bersemangat untuk mempertahankan haknya".
Kata
Duraid: "Demi Alloh, ini adalah tindakan seorang penggembala kambing,
bukan tindakan seorang pemimpin bangsa. Apakah orang kalah dapat
membawa pulang sesuatu?
Walaupun semuanya itu
milik kau, tetapi tidak memberi faedah apa pun kepada seorang pahlawan
selain dari pedang dan tombaknya. Seandai kau kalah berarti kau telah
berbuat sia-sia terhadap keluargamu dan hartamu".
Kemudian dia bertanya kepada qabilah-qabilah lain dan pemimpin pemimpinnya.
Dan
katanya lagi: "Wahai Malik bin Auf, sebenarnya kau belum menyediakan
perisai "Huwazin" ke leher leher kuda-kuda mereka, Ayo letakkan mereka
di dalam benteng-benteng negara mereka, kemudian majulah menghadapi
pengikut Muhammad itu dengan kudamu, bila kemenangan berpihak kepadamu
maka orang orangmu akan mengikuti di belakangmu, tapi seandainya kau
kalah maka keluargamu dan hartamu masih selamat".
Namun
Malik bin Auf enggan mengikuti permintaan Duraid bin Sammah dengan
menegaskan: "Demi Allah aku tidak akan lakukan, kau sudah lanjut usia,
pemikiranmu pun sudah seperti anak-anak. Demi Alloh, Hawazin mesti
mengikuti perintahku, atau aku tusukkan pedangku ini ke perutmu hingga
keluar dari belakangmu".
Sebenarnya Malik bin Auf tidak suka Duraid memainkan peranan, yang kelak akan disanjung namanya.
Maka jawab seluruh Hawazin: "Ya kami semua mengikut arahanmu".
Sekali
lagi Duraid berkata: "Inilah hari yang belum pernah aku saksikan,
sepertinya, aku tidak mau melepas peluang untuk melihat kesudahannya".
Kemudian dia bersyair:
Seandainya aku masih muda
Di medan perang aku maju
Medan pertempuran aku bakar
Tentara aku pimpin
Air mata aku usap
Kini peperangan bagaikan binatang
Ke ruang penyembelihan dituntun
Beberapa
orang pengintai yang dikirim oleh Malik bin Auf datang kembali
kepadanya memberi laporan dalam keadaan suara menggeletar.
Kata Malik bin Auf: "Apa ceritanya?"
Jawab
mereka; "Kami dapati tentara serba putih di atas belakang kuda kuda
merah dan putih, kami ketakutan dan inilah laporan kami"_
Rasululloh
ﷺ telah mendapat pemberitahuan tentang pergerakan musuh, sebagai
tindakan maka Rasululloh ﷺ mengutus Abi Hadad Aslami, agar dia menyusup
masuk ke tengah-tengah musuh dan tinggal di sana untuk mendapatkan
informasi lengkap mengenai mereka. Abu Hadad pun berangkat.
In Syaa Alloh bersambung
Episode 152
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ
وَ عَلَى آلِ سيدنا مُحَمد
Tanggal
enam (6) bulan Syawal tahun kedelapan (8) Hijriah bertepatan dengan
hari Sabtu, Rasululloh ﷺ pun bergerak keluar dari Mekah.
Hari itu genap sembilan belas hari Rasululloh ﷺ memasuki dan berada di Mekah.
Rasululloh
ﷺ bergerak dengan kekuatan sebanyak 12.000 tentara Islam, sepuluh ribu
adalah mereka yang berangkat bersama Rasululloh ﷺ ketika pembukaan
Mekah, selebihnya adalah penduduk Mekah, kebanyakan mereka masih baru
menganut agama Islam.
Rasululloh
ﷺ telah meminjamkan seratus pasang baju besi dengan kelengkapannya.
Sebagai pemegang kendali tanggung jawab Mekah, Rasululloh ﷺ menunjuk
Utab bin Usaiyed sebagai amirnya.
Menjelang petang seorang prajurit berkuda telah datang menemui Rasululloh ﷺ dan berkata:
"Saya
telah naik ke bukit itu dan bukit ini, dan saya telah melihat qabilah
Hawazin, yang telah bergerak keluar dengan seisi rumah mereka,
wanita-wanitanya, unta-unta dan harta-hartanya.
Rasululloh ﷺ tersenyum mendengar laporan itu sambil berkata:
"Itu adalah harta rampasan untuk kaum muslimin besok".
In syaa Alloh, di malam itu secara sukarela Anas bin Abi Mirthad Ghanuwi telah menawarkan dirinya untuk mengawal Rasululloh ﷺ.
Dalam
perjalanan mereka ke "Hunain" tentara Islam melihat pohon besar
menghijau yang dikenal dengan sebutan "Zat Anwat". Sudah menjadi adat
orang Arab menggantungkan peralatan senjata mereka di situ.
Maka kata seorang tentara kepada Rasululloh ﷺ:
"Wahai Rasululloh ﷺ, buatkan untuk kita Zat Anwat, seperti mereka juga mempunyai Zat Anwat. "
Jawab Rasululloh ﷺ:
"Allohu
Akbar, Maha Besar Alloh, mengapa kamu berkata begitu. Demi Alloh yang
nyawa Muhammad ﷺ di tangan-Nya, kata-katamu itu serupa dengan kata kata
kaum Musa di masa lalu.
Jadikanlah untuk kami
tuhan, sebagaimana mereka mempunyai tuhan dan Musa berkata: Sesungguhnya
kamu ini kaum yang jahil, sebetulnya inilah tasyabuh, dan sebenarnya
kamu akan mengikuti jalan-jalan orang yang musyrik jahiliyah
terdahulu"
Ada juga di antara mereka yang berkata congkak, setelah melihat jumlah tentara yang banyak:
"Di hari ini kita tidak bisa dikalahkan lagi."
Kata-kata ini tidak disukai oleh Rasululloh ﷺ.
Tibalah
Tentara Islam di Hunain pada malam Selasa sepuluh hari terakhir bulan
Syawal. Malik bin Auf telah sampai di Hunain terlebih dahulu, dia telah
menyusun taktik tentaranya di lembah Hunain, dengan meletakkan kelompok
penyerang di sepanjang jalan dan pintu masuk, bahkan di seluruh
lereng-lereng bukit Hunain dan lorong lorongnya, dia memberi petunjuk
agar mereka memanah tentara Islam apabila mereka muncul di situ.
Di
penghujung malam Rasululloh ﷺ menyusun strategi tentaranya, Rasululloh ﷺ
membagi tentaranya menjadi pasukan-pasukan dan unit-unit, di awal subuh
mereka berjalan menuju ke lembah Hunain.
Ketika
tentara Islam turun ke lembah, tiba-tiba mereka dihujani anak panah
oleh tentara Malik yang telah lama menunggu di situ, serentak unit-unit
tentara musuh menyerbu mereka, tentara Islam pun kalang-kabut mundur ke
belakang lari tunggang langgang.
Abu Sufyan berkata; _"Kekalahan mereka ini tidak akan berhenti, kecuali mereka mundur hingga pesisir Laut Laut Merah._
Dalam keadaan kelam Kabul Jibillah atau Kildah bin Junaid berteriak: _"Hari ini sihir Muhammad sudah tidak mempan lagi"._
Rasululloh
ﷺ mengelak ke sebelah kanan sambil berteriak: _"Wahai kalian semua ayo
ke sini, aku adalah Rasululloh ﷺ, aku Muhammad Ibni Abdullah"_. Yang
tetap bersama Rasululloh ﷺ dalam keadaan kritis ini hanya beberapa orang
dari kaum Muhajirin dan keluarga Rasululloh ﷺ.
Dalam
situasi yang sangat ktitis ini muncullah keberanian Rasululloh ﷺ yang
tidak ada bandingnya. Rasulullah tampil ke depan kaum kafirin dengan
menyambuk keledainya sambil berteriak:
"Aku adalah nabi yang benar, tidak berdusta, Akulah putera Abdul Muttalib"
Abu
Sufyan bin Harith kemudian memegang tali keledainya dan Abbas pun
dengan kendaraannya, keduanya membantu Rasululloh ﷺ agar keledai tetap
terkendali. Kemudian Rasululloh ﷺ turun dari keledai dengan tangan
memohon kepada Alloh سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى sambil berdoa:
"Ya Alloh Ya Tuhanku turunkanlah pertolongan Mu".
Rasululloh
ﷺ meminta pamannya Abbas yang memiliki suara lantang untuk berteriak
kepada semua para sahabat dan tentara Islam yang mundur. Kata Abbas:
_"Mana dia para sahabat setia?"_
Demi Alloh, Ketika mereka mendengar teriakan itu, mereka balik ke depan bagaikan kembalinya seekor lembu yang marah.
Jawab mereka semua: _"Ya Rasululloh, Ya Rasululloh"_
Ada
juga orang yang mencoba balik menuju Rasululloh ﷺ dengan untanya, namun
untanya sudah tidak berdaya karena sesak, maka ditinggalkan saja
tunggangan itu, dengan mengambil pedang, dan perisai, kemudian melesat
menuju ke arah teriakan suara".
Setelah
terkumpul seratus orang, kemudian mulailah mereka maju untuk menghadapi
perlawanan musuh dan terjun dalam peperangan dengan semangat bergelora.
Kemudian
terdengar teriakan membahana khusus ditujukan kepada golongan Anshor,
lebih khusus lagi kepada golongan Bani Harith bin Khazraj, dengan
demikian kelompok-kelompok Islam mulai tampil ke medan pertempuran lagi,
sampai situasi medan pertempuran pulih kembali.
Kini kedua-dua belah pihak saling menyerang pihak lawannya.
Rasululloh
ﷺ melihat ke arah medan pertempuran, nampak begitu sengit dan dasyat,
masing-masing pihak ingin segera memenangkan pertempuran.
Rasululloh
ﷺ bersabda: _"Kini peperangan memuncak"_. Kemudian Rasululloh ﷺ
mengambil segenggam pasir dan melemparkannya ke arah musuh sambil
bersabda: _"Buta mata kalian"_.
Dengan izin Alloh
سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى setiap mata tentara musuh terkena lontaran pasir
Rasululloh ﷺ sehingga membuat mereka kalang kabut dan mundur.
Kekuatan Musuh Terpecah
Tidak
berapa lama, setelah Rasululloh ﷺ melemparkan pasir ke muka tentara
musuh, tampaklah kekalahan mereka, dari pihak Thaqif tujuh puluh (70)
orang tentara terbunuh, dengan demikian kaum muslimin memenangkan
peperangan dan memperoleh harta rampasan dan peralatan senjata musuh
termasuk kaum wanitanya menjadi tawanan.
Firman Alloh سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menyebutkan:
لَقَدۡ
نَصَرَکُمُ اللّٰہُ فِیۡ مَوَاطِنَ کَثِیۡرَۃٍ ۙ وَّ یَوۡمَ حُنَیۡنٍ ۙ
اِذۡ اَعۡجَبَتۡکُمۡ کَثۡرَتُکُمۡ فَلَمۡ تُغۡنِ عَنۡکُمۡ شَیۡئًا وَّ
ضَاقَتۡ عَلَیۡکُمُ الۡاَرۡضُ بِمَا رَحُبَتۡ ثُمَّ وَلَّیۡتُمۡ
مُّدۡبِرِیۡنَ
Sesungguhnya
Alloh telah menolong kamu (hai para mukminin) di medan peperangan yang
banyak, dan (ingatlah) peperangan Hunain, yaitu diwaktu kamu menjadi
congkak karena banyaknya jumlah(mu), maka jumlah yang banyak itu tidak
memberi manfaat kepadamu sedikit pun, dan bumi yang luas itu telah
terasa sempit olehmu, kemudian kamu lari kebelakang dengan
bercerai-berai.
{At-Taubah (التوبة) /QS. 9:25}
ثُمَّ
اَنۡزَلَ اللّٰہُ سَکِیۡنَتَہٗ عَلٰی رَسُوۡلِہٖ وَ عَلَی الۡمُؤۡمِنِیۡنَ
وَ اَنۡزَلَ جُنُوۡدًا لَّمۡ تَرَوۡہَا وَ عَذَّبَ الَّذِیۡنَ کَفَرُوۡا ؕ
وَ ذٰلِکَ جَزَآءُ الۡکٰفِرِیۡنَ
Kemudian
Alloh menurunkan ketenangan kepada Rasul-Nya dan kepada orang-orang
yang beriman, dan Alloh menurunkan bala tentara yang kamu tiada
melihatnya, dan Alloh menimpakan bencana kepada orang-orang yang kafir,
dan demikianlah pembalasan kepada orang-orang yang kafir.
{At-Taubah (التوبة) /QS. 9:26}
Sebagian musuh yang kalah melarikan diri ke Taif, kelompok lain lari ke Nakhlah, sebagian lagi lari ke Autas.
Rasululloh
ﷺ segera mengirim satu unit pemburu yang dipimpin oleh Abu Amir
Asya'ari, di sana terjadi pertempuran seru di antara mereka, di sekitar
perkemahan mereka, akhirnya suku musyrikin harus mengakui keunggulan
pasukan Islam. Akan tetapi dalam pertempuran ini Abu Amir Asya'ari harus
mengalami syahid.
Kelompok
tentara Islam yang lain memburu kelompok musyrikin yang lari ke Nakhlah
dan pertempuran seru tejadi secara sporadis, tentara Islam akhirnya
memenangkan setiap pertempuran.
Duraid bin Sammah akhirnya juga terbunuh, dibunuh oleh Rabiah bin Rafi'e.
Sedang
kelompok yang lari ke Taif, Rasululloh ﷺ sendiri yang memburunya dan di
akhir pengejarannya memperoleh rampasan rampasan perang yang sangat
banyak.
In Syaa Alloh bersambung
______________________
Siroh Nabawiyah
Episode 153
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ
وَ عَلَى آلِ سيدنا مُحَمد
Rampasan yang diperoleh kaum muslimin terdiri atas:
Enam ribu (6,000) orang tawanan,
dua puluh empat ribu (24,000) ekor unta,
lebih empat puluh ribu (40,000) ekor biri-biri dan
empat ribu (4,000) uqiyah emas.
Rasululloh
ﷺ memerintahkan agar rampasan perang ditempatkan di "Ja'ranah", dengan
menunjuk Mas'ud bin Amru Ghaffari sebagai penjaganya, sampai selesai
gerakan ghuzwah (invasinya) ke "Ta'if".
Setelah
invasi ke Ta'if selesai, kemudian dilaksanakan pembagian rampasan
perang, dibagikan sebagaimana dilakukan pada waktu waktu sebelumnya.
Haji Terakhir
Tugas
dakwah Rasululloh ﷺ sudah mendekati penghujung selesai, penyampaian
risalah pun sudah dilaksanakan, penegakan sebuah syariat baru yang
berasaskan pada konsep uluhiyah dan ketuhanan yang satu hanya kepada
Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى dan tidak ada tuhan selain Allah
berdasarkan risalah Muhammad ﷺ telah menjadi kenyataan.
Rasululloh
ﷺ seakan akan telah mendengar panggilan dari dalam hatinya yang
memberitahu bahwa persinggahan Rasululloh ﷺ di dunia sudah sampai pada
waktu yang telah ditetapkan.
Hal ini nampak ketika Rasululloh ﷺ mengutus Muaz bin Jabal ke negeri Yaman sebagai Gubernur di tahun kesepuluh (10) Hijriah.
Rasululloh ﷺ bersabda kepada Muaz:
_"Wahai
Muaz, sebenarnya engkau mungkin tidak akan bertemu aku lagi setelah
tahun ini dan semoga kau akan melalui masjidku dan kuburku"._
Muaz menangis tersedu sedu karena akan berpisah dengan Rasululloh ﷺ.
Dengan
izin Alloh سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى, Rasululloh ﷺ berkesempatan melihat
hasil kerja dakwahnya setelah mengalami berbagai kepahitan dan kesusahan
selama dua puluh tahun lebih.
Di ujung bandar
Mekah, Rasululloh ﷺ berkumpul bersama dengan para perwakilan qabilah
Arab, menyampaikan kepada mereka syariat-syariat dan hukum-hukum Islam.
Rasululloh ﷺ minta persaksian mereka, bahwa dia telah menyampaikan
amanah dan tugas-tugasnya, menyampaikan risalah dan bertanggungjawab
menasihati seluruh umat.
Pada
hari itu Rasululloh ﷺ mengdeklarasikan cita-citanya untuk menunaikan
ibadah haji yang terakhir. Berduyun-duyun umatnya mengunjungi Madinah,
mereka semua ingin menyertai dan mengikuti Rasululloh ﷺ dalam ibadah
hajinya.
Pada hari Sabtu empat hari terakhir bulan
Zulkaedah, Rasululloh ﷺ siap dengan kendaraannya, mempersiapkan dirinya,
memakai minyak rambut dan menyikatnya, mengenakan pakaian dan syalnya
serta menyandang senjatanya.
Setelah
sholat dzuhur, Rasululloh ﷺ bergerak, sampai di Zul Hulaifah sebelum
masuk waktu Ashar. Di sana Rasululloh ﷺ menunaikan sholat sunat dua
rakaat dan bermalam.
Keesokkan harinya setelah sholat Subuh, Rasululloh ﷺ memberitahukan kepada semua sahabat yang hadir:
_"Tadi
Malam aku telah mendapat pemberitahuan dari Alloh سُبْحَانَهُ وَ
تَعَالَى yang menyabdakan: Sholatlah kamu di lembah yang penuh berkat
ini dan niatkanlah wahai Muhammad: Umrah dikerjakan bersama-sama
Haji"_.
Sebelum
Rasululloh ﷺ menunaikan sholat dzuhur di hari itu, terlebih dahulu
Rasululloh ﷺ bersuci dan mengenakan pakaian ihram, kemudian Aisyah
menyapukan minyak wangi dan kasturi pada diri Rasululloh ﷺ.
Aisyah
menyapukan di badannya dan kepalanya hingga nampak berkilauan minyak
kasturi di rambut dan di jenggotnya. Rasululloh ﷺ membiarkan tanpa
membasuhnya dan kemudian menunaikan sholat dzuhur dua rakaat.
Setelah
selesai sholat, Rasululloh ﷺ kemudian bertahlil di tempat sholatnya
untuk memulai ibadah haji dan umrah, sebagai haji qiran.
Setelah
itu barulah Rasululloh ﷺ bergerak dengan menunggangi untanya yang
bernama Quswa', di situ Rasululloh ﷺ bertahlil lagi sedang untanya
kemudian bergerak.
Rasululloh ﷺ meneruskan perjalanan suci ini hingga hampir memasuki Mekah, maka Rasululloh ﷺ bermalam di Tawa.
Keesokkan
harinya Rasululloh ﷺ memasuki Mekah setelah sholat Shubuh, di pagi
hari Ahad tanggal empat hari terakhir bulan Dzulhijjah tahun kesepuluh
(10) Hijriah.
Selama delapan malam Rasululloh ﷺ
menghabiskan waktu untuk perjalanannya yang sederhana itu dan apabila
Rasululloh ﷺ memasuki Masjid Haram, kemudian Rasululloh ﷺ berthawaf
mengelilingi Ka'bah dan melakukan Sa'i di antara Safa dan Marwah, tanpa
merubah pakaian ihramnya, karena Rasululloh ﷺ dalam mengerjakan haji
kali ini secara qiran berserta dengan binatang sembelihannya.
Kemudian Rasululloh ﷺ singgah di Hajjun tanpa mengulangi thowaf melainkan thowaf rukun haji.
Rasululloh
ﷺ menyuruh para sahabat yang tidak mempunyai binatang sembelihan agar
menjadikan ihram mereka itu sebagai umrah, dengan berthawaf mengelilingi
Ka'bah, dan bersa'i di antara Safa dan Marwah, kemudian mengganti
pakaian ihram dengan pakaian biasa.
Tetapi para sahabat ragu ragu untuk melakukan perintah Rasululloh ﷺ itu.
Kemudian
Rasululloh ﷺ menegaskan: _"Bila maju untuk berbuat sesuatu, aku tidak
akan kembali atau menarik kembali qurbanku ini. Dan bila aku tidak
mempunyai binatang qurban pasti aku mengganti pakaian ihramku ini. Ayo!
Kamu yang tidak memiliki binatang sembelihan, pakaian ihram segera
diganti "_. Kemudian mereka mematuhi petunjuk Rasululloh ﷺ.
Pada
hari kedelapan Dzulhijjah yang dikenali juga sebagai hari Tarwiyah,
Rasululloh ﷺ bergerak menuju Mina. Di Mina Rasululloh ﷺ telah
menunaikan Dzuhur, Ashar, Maghrib, Isya' dan Shubuh.
Rasululloh ﷺ berhenti di Mina beberapa saat hingga matahari naik barulah Rasululloh ﷺ berjalan menuju Arafah.
In Syaa Alloh bersambung
______________________
Siroh Nabawiyah
Episode 154
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ
وَ عَلَى آلِ سيدنا مُحَمد
Sampai
di Arafah di kawasan Namirah, Rasululloh ﷺ melihat sebuah kemah yang
sudah didirikan untuk beliau. Rasululloh ﷺ pun singgah sampai matahari
terbenam di ufuk barat.
Rasululloh
ﷺ minta agar unta Quswa' dibawa ke tempatnya, dari situ Rasululloh ﷺ
pun bergerak menuju ke Batan Wadi. Di sana sudah banyak orang berkumpul
kurang lebih seratus ribu empat puluh empat orang.
Rasululloh ﷺ berdiri di depan mereka, kemudian menyampaikan khotbahnya :
- Wahai
umatku sekalian, dengarlah kata-kataku ini, sebenarnya aku tidak tahu
apakah aku masih bisa menemui kalian setelah tahun ini.
- Sesungguhnya darahmu dan hartamu adalah haram seperti haramnya hari ini, bulan ini, dan tanah ini.
- Ketahuilah bahwa semua urusan jahiliah sudah tertanam di bawah kakiku ini, darah-darah jahiliah telah tertanam.
- Darah
jahiliah yang pertama kali aku hapuskan adalah darah Ibn Rabiah bin
Harith, kejadiannya dia ini dibunuh, ketika sedang mengambil susuan dari
ibu susuannya Bani Saad.
- Riba jahiliah juga
sudah dihapuskan, dan riba pertama yang aku hapuskan adalah riba Abbas
bin Abdul Mutalib, bahkan semuanya telah dihapuskan sama sekali.
- Bertaqwalah
kamu kepada Alloh سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى demi untuk melaksanakan hak
kaum wanita, karena kamu telah mengambil mereka sebagai isteri dalam
bentuk amanah Alloh سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى, kamu halal jima' dengan
mereka dengan menyebut nama Alloh سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى, dan kaum
wanita juga berkewajiban menjaga agar tidak ada seorang pun masuk ke
kamarmu.
- Sekiranya mereka berbuat demikian maka
pukullah mereka dengan pukulan yang tidak parah, kepada mereka, kamu
berkewajipan memberi rezeki dan pakaian dengan baik.
- Sesungguhnya
telah aku tinggalkan kepadamu agar kamu tidak sesat setelah ini,
berpeganglah kamu dengannya, yaitu kitab Alloh سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى._
- Wahai
sekalian manusia, sesungguhnya tidak ada nabi setelah aku, dan tidak
ada umat lain selain kamu, ingatlah agar kamu menyembah Robbmu,
tunaikanlah fardu sholat lima waktu, berpuasalah kamu di bulan Ramadhan,
tunaikan zakat hartamu dengan ikhlas, tunaikan haji ke baitullah, dan
taatilah pemerintahmu niscaya kamu masuk ke dalam syurga Robb-mu.
- Besok kamu semua akan ditanya mengenai diriku, apa yang akan kamu katakan?
Maka kata mereka semua:
"Kami menyaksikan bahwa engkau telah menyampaikan, menunaikan dan menasihati kami".
Dengan mengangkat jari telunjuknya ke arah langit kemudian berkata lagi:
"Ya Alloh Ya Robbku, saksikanlah". (sebanyak tiga kali).
Adapun
orang yang berteriak (sebagaiman pengeras suara) meneruskan ucapan
Rasululloh ﷺ kepada orang banyak di padang Arafah adalah Rabi'ah bin
Umaiyah bin Khalaf.
Setelah selesai menyampaikan khotbah, turunlah firman Alloh سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى :
Al-Ma'idah (المائدة) /QS. 5:3
حُرِّمَتۡ
عَلَیۡکُمُ الۡمَیۡتَۃُ وَ الدَّمُ وَ لَحۡمُ الۡخِنۡزِیۡرِ وَ مَاۤ
اُہِلَّ لِغَیۡرِ اللّٰہِ بِہٖ وَ الۡمُنۡخَنِقَۃُ وَ الۡمَوۡقُوۡذَۃُ وَ
الۡمُتَرَدِّیَۃُ وَ النَّطِیۡحَۃُ وَ مَاۤ اَکَلَ السَّبُعُ اِلَّا مَا
ذَکَّیۡتُمۡ ۟ وَ مَا ذُبِحَ عَلَی النُّصُبِ وَ اَنۡ تَسۡتَقۡسِمُوۡا
بِالۡاَزۡلَامِ ؕ ذٰلِکُمۡ فِسۡقٌ ؕ اَلۡیَوۡمَ یَئِسَ الَّذِیۡنَ
کَفَرُوۡا مِنۡ دِیۡنِکُمۡ فَلَا تَخۡشَوۡہُمۡ وَ اخۡشَوۡنِ ؕ اَلۡیَوۡمَ
اَکۡمَلۡتُ لَکُمۡ دِیۡنَکُمۡ وَ اَتۡمَمۡتُ عَلَیۡکُمۡ نِعۡمَتِیۡ وَ
رَضِیۡتُ لَکُمُ الۡاِسۡلَامَ دِیۡنًا ؕ فَمَنِ اضۡطُرَّ فِیۡ مَخۡمَصَۃٍ
غَیۡرَ مُتَجَانِفٍ لِّاِثۡمٍ ۙ فَاِنَّ اللّٰہَ غَفُوۡرٌ رَّحِیۡمٌ
- Diharamkan
bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang
disembelih atas nama selain Alloh, yang tercekik, yang terpukul, yang
jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat
kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk
berhala. Dan (diharamkan juga) mengundi nasib dengan anak panah,
(mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah kefasikan. Pada hari ini
orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu
janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku.
- Pada
hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan
kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat
dosa, sesungguhnya Alloh Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Ketika Umar mendengar firman Alloh سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى itu dia kemudian menangis dan ketika ditanya, mengapa dia menangis?
Jawab dia: "Karena setelah kesempurnaan akan menyusul pula kekurangan".
Setelah
khotbah Rasululloh ﷺ itu Bilal pun melantunkan azan dan iqamah untuk
sholat dzuhur. Kemudian dia iqamah pula untuk sholat Ashar tanpa
melakukan sholat lain di antara kedua-duanya.
Sesudah
itu Rasululloh ﷺ menaiki untanya dan bergerak hingga sampai ke suatu
tempat perhentian dengan membiarkan perut untanya Quswa' menyentuh
bongkahan batu di situ, sedang barisan pejalan-pejalan kaki berjalan
tidak melebihi sejauh pandangan ke depan. Di situ Rasululloh ﷺ menghadap
ke arah qiblat,
Rasululloh ﷺ kemudian berdiri
sampai matahari terbenam di ufuk langit sebelah barat dan cahaya kuning
berangsur-angsur hilang. Usamah pun mengendalikan unta Rasululloh ﷺ
sampai ke Muzdalifah, di sana Rasululloh ﷺ menunaikan sholat Maghrib dan
sholat Isya' dengan satu azan dan dua iqamah tanpa membaca apa-apa,
tasbih sekali pun di antara kedua sholat itu.
Rasululloh
ﷺ beristirahat, dan tidur hingga Subuh. Rasululloh ﷺ pun menunaikan
sholat Subuh, kemudian Rasululloh ﷺ menaiki unta Quswa' dan berjalan
sampai ke kawasan Haram (masyh'ar Haram), muka Rasululloh ﷺ menghadap ke
arah kiblat sambil berdoa, bertakbir, bertahlil dan bertahmid.
Rasululloh ﷺ berdiri di situ sampai waktu pagi.
Kemudian
Rasululloh ﷺ bergerak lagi dari Muzdalifah ke Mina sebelum matahari
naik. Di sini Fadhil bin Abbas mengikuti dari belakang unta Rasululloh ﷺ
sampai ke Batan Mahsar, dengan melalui jalan tengah yang menuju ke
Jumrah Kubra.
Sampai di sana ada sebuah pohon yang
dikenal dengan nama Jumrah Aqabah. Kemudian Rasululloh ﷺ melontar tujuh
batu sambil bertakbir di setiap lontarannya dari Batan Wadi.
Setelah
itu Rasululloh ﷺ menuju ke tempat pemotongan hewan. Sebanyak enam puluh
tiga (63) ekor unta Rasululloh ﷺ berkurban, kemudian diserahkannya
kepada Ali bin Abi Talib tiga puluh tujuh (37) ekor unta untuk dipotong
dan membagikannya, jadi jumlah semuanya ada sebanyak seratus ekor unta.
Setelah
selesai penyembelihan Rasululloh ﷺ menyuruh agar mengambil sebagian
daging dari setiap sembelihan dan dimasaknya. Setelah masak Rasululloh ﷺ
dan Ali pun memakan sedikit dari masakan daging itu dan mencicipi
kuahnya.
Kemudian
Rasululoh ﷺ mengendarai untanya dan bergerak sampai ke Ka'bah, di sana
Rasululloh ﷺ sholat dzuhur, setelah itu mengunjungi orang-orang Bani
Abdul Muttalib yang menjaga air zam-zam dan memberi minum kepada para
pengunjung.
Melihat situasi itu Rasululloh ﷺ berkata:
"Ayo!
Rebut Bani Abdul Muttalib, kalau tidak mengganggu orang banyak, pasti
aku ikut serta merebutnya bersama-sama dengan kamu, hadirin pun
mengulurkan air kepada Rasululloh ﷺ dan Rasululloh ﷺ pun meminumnya
dengan senang hati.
In Syaa Alloh bersambung
______________________
Siroh Nabawiyah
Episode 155
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ
وَ عَلَى آلِ سيدنامُحَمد
Di
hari penyembelihan yaitu hari kesepuluh Dzulhijjah, setelah waktu Dhuha
Rasululloh ﷺ menyampaikan khotbah dari atas kendaraannya, "Syahba"
(jelaskan) sedang Ali bin Abi Talib menyuarakan dengan lantang kepada
orang banyak.
Sidang hadirin ada yang duduk dan ada yang berdiri.
Di dalam khutbahnya Rasululloh ﷺ mengulangi beberapa hal yang telah disampaikan kemarin.
Syaikhan (dua orang Syeikh Hadits: Bukhari dan Muslim) telah meriwayatkan dari Abi Bakarah dengan katanya:
Bahwa Rasululloh ﷺ telah menyampaikan kepada kami di hari Nahr (penyembelihan) dengan sabdanya:
"Sesungguhnya
peredaran waktu sudah berjalan pada sumbunya yang asal dan menepati
putaran sesuai pada hari penciptaan langit dan bumi. Setahun dua belas
bulan, empat darinya adalah bulan haram, tiga bulan berturut-turut yaitu
Zulkaedah, Dzulhijjah dan Muharam. sedang sebulan lagi ialah bulan
Rajab, yang ada di antara Jamadilakhir dan Syaaban"
Sabdanyanya lagi: Ini bulan apa ?
Jawab
hadirin: "Alloh dan Rasulnya lebih mengetahui". Rasululloh ﷺ pun diam
sesaat, sampai kami mengira Rasululloh ﷺ akan menamakannya dengan satu
nama lain.
"Tidaklah, ini bulan Dzulhijjah?"
Jawab kami: "Benar."
Tanya Rasululloh ﷺ lagi: "Negeri ini, negeri apa?"
Jawab kami: _"Alloh dan Rasulnya lebih mengetahui."_
Sabda Rasululloh ﷺ: *_"Tidakkah, negeri ini dikenali sebagai "Baldah" ?_*
Kata kami semua: _"Benar._
Tanya Rasululloh ﷺ lagi. *_"Kita ini di hari apa?"_*
Kata kami; _"Alloh dan Rasulnya lebih mengetahui."_
Rasululloh ﷺ berdiam sejenak hingga kami menyangka Rasulullah akan menukar dengan nama baru.
Kemudian sabda Rasululloh ﷺ: *_"Tidakkah hari ini hari Nahr hari sembelihan qurban?."_*
Jawab kami: _Benar_"
Selanjutnya Rasululloh ﷺ bersabda:
*_"Sesungguhnya
darahmu, hartamu dan harga dirimu adalah haram di atas kamu sekalian,
sama seperti haramnya harimu ini, di bumimu ini dan di bulanmu ini."
"Dan kamu akan menemui Robbmu dan Robbmu akan bertanya kepadamu mengenai
amal-amalmu, ingatlah agar jangan sekali-kali kamu menjadi sesat
setelah kepergianku nanti di seuntukan kamu saling bunuh sendiri kepada
sesama"_*
*_Tidakkah telah aku sampaikan?_*
Jawab mereka: _Ya!._
Kata
Rasululloh ﷺ: *_"Ya Alloh Ya Robbku saksikanlah, akankah yang hadir di
antara kamu ini akan menyampaikan kepada yang tidak hadir. Karena bisa
jadi yang menyampaikan itu lebih memahami dari pada yang mendengar"_*
Rasululloh
ﷺ tinggal di Mina selama hari-hari tasyrik, mengerjakan ibadah dan
mengajarkan hukum-hukum syariat, memberikan tazkirah, membetulkan ajaran
ajaran hidayah dari ajaran Ibrahim, menghapuskan syirik dan kesan
kesannya.
Rasululloh ﷺ juga menyampaikannya di tengah hari-hari tasyrik,
Dari
Abu Daud dengan sanad hadits hasan, riwayat Sarra' binti Nubhan telah
berkata: *_"Rasululloh ﷺ telah menyampaikan sabdanya di hari tasyrik itu
dengan: Tidakkah hari ini, hari tengah di antara hari-hari tasyrik. _*
Sabda Rasululloh ﷺ itu seperti sabdanya di hari "Nahr" sabda ini disampaikan setelah diturunkan surah Nasr.
*اِذَا جَآءَ نَصۡرُ اللّٰہِ وَ الۡفَتۡحُ*
*وَ رَاَیۡتَ النَّاسَ یَدۡخُلُوۡنَ فِیۡ دِیۡنِ اللّٰہِ اَفۡوَاجًا*
*فَسَبِّحۡ بِحَمۡدِ رَبِّکَ وَ اسۡتَغۡفِرۡہُ ؕؔ اِنَّہٗ کَانَ تَوَّابًا*
*Apabila telah datang pertolongan Alloh dan kemenangan,*
*dan kamu lihat manusia masuk agama Alloh dengan berbondong-bondong,*
*maka bertasbihlah dengan memuji Robbmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima taubat.*
{An-Nasr (النصر) /QS. 110:1 s/d 3}
Di
hari Nafar Thani yaitu hari ketiga belas Dzulhijjah, Rasululloh ﷺ
keluar dari Mina bergerak menuju ke dataran tinggi Bani Kinanah di suatu
kawasan tanah lapang. Rasululloh ﷺ menghabiskan sisa hari di situ
hingga ke malamnya, Rasululloh ﷺ telah menunaikan sholat dzuhur, Asar,
Maghrib dan Isya'. Setelah itu Rasululloh ﷺ berbaring, kemudian berdiri
dan berjalan menuju ke Ka'bah, di sana Rasulullah melakukan thawaf
wada'.
Setelah selesai
mengerjakan ibadah hajinya, Rasululloh ﷺ dengan tergesa menaiki untanya
dan pulang ke Madinah Mutahharah. Ini dilakukan karena akan memberi
kesempatan kepada mereka untuk beristirahat, karena akan meneruskan
kembali berjuang di jalan Alloh سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى.
*Unit terakhir Pengiriman*
Sikap
keangkuhan kerajaan Roma yang tidak mau menerima kehadiran Islam di
negaranya inilah yang membawa Roma membunuh rakyatnya yang memeluk agama
Islam, sebagaimana tindakannya kepada Farwah bin Juzami Gubernur yang
dilantik oleh Roma untuk daerah Maan, dibunuh karena memeluk Islam.
Rasululloh
ﷺ melihat peristiwa ini dengan sungguh-sungguh, sikap Roma yang sombong
dan keras kepala itu membuat Rasululloh ﷺ segera mempersiapkan satu
angkatan yang besar pada bulan Safar tahun kesebelas (11) Hijriah.
Usamah
bin Zaid telah diberi tanggungjawab untuk memimpin angkatan ini.
Rasululloh ﷺ memerintah agar Usamah memasuki perbatasan Balqa' dan Darom
di bumi Palestina dengan tujuan untuk menggertak Roma dan mengembalikan
kepercayaan bangsa Arab yang berbatasan dengan Roma, agar mereka
mengetahui bahwa kebiadapan Roma itu tidak bisa dibiarkan terjadi
begitu saja, di samping untuk menghapus sindrom, yang konon katanya
memeluk Islam hanya akan membawa kematian.
masyarakat
menyebut nyebut tentang Usamah bin Zaid karena dia merupakan pemimpin
tentara Islam yang masih muda, bahkan mereka mengharapkan agar ditunda
keberangkatannya.
Di sini Rasululloh ﷺ mengulas dengan sabdanya yang bermaksud:
_"Sekiranya
kamu mempersoalkan kepimpinannya berarti kamu mempersoalkan kepimpinan
bapaknya yang terdahulu, demi Alloh, meskipun kepimpinanya dipertikaikan
namun dia adalah layak untuk tugas, bapaknya yang terdahulu adalah
orang kesayanganku, dan dia juga di antara orang kesayanganku setelah
bapaknya yang terdahulu"._
Oleh
sebab itu, masyarakat pun mulai berkumpul di sekeliling Usamah yang
sedang menyertai barisan tentaranya, akhirnya mereka semua bergerak
hingga sampai di persinggahan Jaraf satu Farsakh jaraknya ke Madinah.
Ketika
tentara Islam ada di sana, mereka menerima berita tentang Rasululloh ﷺ
jatuh sakit, berita ini telah membuat mereka ragu untuk meneruskan
perjalanan ke Roma, agar mereka dapat mengetahui ketetapan Alloh itu.
Dengan
izin dan takdir Alloh, tentara pimpinan Usamah ini merupakan pengiriman
pasukan pertama kemudian, pada masa pemerintahan Abu Bakar Siddiq.
*In Syaa Alloh bersambung*
________________________